Kawanku!
Masih ingatkah kau disuatu siang yang panas di kelas kita.Ketika guru sedang tidak masuk dengan berbagai alasan yang belum tentu benar itu.Kala itu udara memang sangat panas.Kita pun senang guru tidak masuk siang itu.Dalam cuaca yang panas itu,kau dan aku mulai bicara tentang hal-ha paling sepele sampai masalah yang paling serius (sebagai anak SMA tentunya).Hingga akhirnya pembicaraan kita beralih dari satu topik ke topik yang lain.Suatu saat ka bertanya kepadaku"apa cita-citamu?"Aku terperanjat,aku bertanya balik kepadamu"kamu duluan!"
Kau pun mulai becerita tentang mulai dari lulus SMA dengan segala teori-teori kemapanan itu,cita-citamu sungguh aduhai kawan.indah nian,universitas ternama,kekayaan,sukses,aku sudah lupa apa lagi yang kau katakan waktu itu
"Sekarang giliranmu!".katamu kepadaku,dengan memegang pulpen hitam dan menghadap ke bawah,aku berkta kepadamu"aku tidak punya cita-cita".sebagai seorang teman dan bahkan sahabat,kau menasehatiku dengan mengutip perkataan pilsuf barat yang aku sudah lupa namanya.dan kau sendiri terlihat memaksakan untuk menyebut namanya dengan logat anak Medanmu itu.Aku menjawab nasehatmu itu dengan nada yang sedikit agak kasar(maafkan aku soal itu!) aku berkata"terimakasih kawan,untuk siang ini aku tidak punya cita-cita,aku hanya menginginkan segelas air mineral".
Hari itu pembicaraan kita berakhir
Di suatu hari lagi,di pagi yang cerah kira-kira pukul 9 pagi,kita memang sedang tidak belajar karena ada kegiatan di sekolah.Kali ini kita duduk di depan kelas,tentu saja bercerita berbagai hal.Tanpa sengaja,kita bercerita tentang cita-cita lagi.dan seperti biasa kau yangbercerita duluan.Ternyata cita-citamu masih tetap sama dengan yang kau ucapkan kemarin.walaupun aku sudah bosan mendengarnya,karena ini untuk yang kedua kalinya kau ucapkan cita-cita nan aduhai itu.aku tetap bangga padamu karena kau adalah sedikit dari anak muda yang tetap konsisten itu
"Sekarang giliranmu!"katamu kepadaku.Aku pun bercerita kepadamu.kuawali dengan mengutip perkataan seorang pemimpin dari negeri timur yang sudah kita kenal dan kau tidak akan lupa kepadanya ,Bung Karno"Gantungkan cita-citamu stinggi langit".Setelah aku bercerita tentang semua cita-cita itu,bahkan aku belum selasai becerita,kau memotong pembicaraan"terlalu idealis,sangat idealis,kacang lupa kulitnya".dan entah apa lagi yang kamu katakan kepadaku.Aku kebingungan...sangat bingung...ketika aku bercita-cita kau malah anti terhadap itu
Sekarang aku sudah mengerti.....
Jika suatu saat kita bercerita tentang cita-cita,aku cukup diam saja.kau tidak perlu mendengar apa-apa darikuMasih ingatkah kau disuatu siang yang panas di kelas kita.Ketika guru sedang tidak masuk dengan berbagai alasan yang belum tentu benar itu.Kala itu udara memang sangat panas.Kita pun senang guru tidak masuk siang itu.Dalam cuaca yang panas itu,kau dan aku mulai bicara tentang hal-ha paling sepele sampai masalah yang paling serius (sebagai anak SMA tentunya).Hingga akhirnya pembicaraan kita beralih dari satu topik ke topik yang lain.Suatu saat ka bertanya kepadaku"apa cita-citamu?"Aku terperanjat,aku bertanya balik kepadamu"kamu duluan!"
Kau pun mulai becerita tentang mulai dari lulus SMA dengan segala teori-teori kemapanan itu,cita-citamu sungguh aduhai kawan.indah nian,universitas ternama,kekayaan,sukses,aku sudah lupa apa lagi yang kau katakan waktu itu
"Sekarang giliranmu!".katamu kepadaku,dengan memegang pulpen hitam dan menghadap ke bawah,aku berkta kepadamu"aku tidak punya cita-cita".sebagai seorang teman dan bahkan sahabat,kau menasehatiku dengan mengutip perkataan pilsuf barat yang aku sudah lupa namanya.dan kau sendiri terlihat memaksakan untuk menyebut namanya dengan logat anak Medanmu itu.Aku menjawab nasehatmu itu dengan nada yang sedikit agak kasar(maafkan aku soal itu!) aku berkata"terimakasih kawan,untuk siang ini aku tidak punya cita-cita,aku hanya menginginkan segelas air mineral".
Hari itu pembicaraan kita berakhir
Di suatu hari lagi,di pagi yang cerah kira-kira pukul 9 pagi,kita memang sedang tidak belajar karena ada kegiatan di sekolah.Kali ini kita duduk di depan kelas,tentu saja bercerita berbagai hal.Tanpa sengaja,kita bercerita tentang cita-cita lagi.dan seperti biasa kau yangbercerita duluan.Ternyata cita-citamu masih tetap sama dengan yang kau ucapkan kemarin.walaupun aku sudah bosan mendengarnya,karena ini untuk yang kedua kalinya kau ucapkan cita-cita nan aduhai itu.aku tetap bangga padamu karena kau adalah sedikit dari anak muda yang tetap konsisten itu
"Sekarang giliranmu!"katamu kepadaku.Aku pun bercerita kepadamu.kuawali dengan mengutip perkataan seorang pemimpin dari negeri timur yang sudah kita kenal dan kau tidak akan lupa kepadanya ,Bung Karno"Gantungkan cita-citamu stinggi langit".Setelah aku bercerita tentang semua cita-cita itu,bahkan aku belum selasai becerita,kau memotong pembicaraan"terlalu idealis,sangat idealis,kacang lupa kulitnya".dan entah apa lagi yang kamu katakan kepadaku.Aku kebingungan...sangat bingung...ketika aku bercita-cita kau malah anti terhadap itu
Sekarang aku sudah mengerti.....
Kau hanya cukup menyaksikan konsekwensi dari cita-citaku
ulala do ho riki pong.......
BalasHapusma malo ma au ning mamak saaman..........
ulanko mangalap-alapi da
BalasHapusu dakdak ko naron
malo moa do?
hehehe
blog nasongon on ma seharusna na porlu manjadi tren i anak muda.., mangangkat potensi daerah na! sukses torus kawan..., slam kenal ngun au
BalasHapusDaud
@Daud:terimakasih atas dukungannya dongan
BalasHapusmudah2an semuanya kbh baik
serius ko?
BalasHapusga serius
BalasHapusbacanda......